Khamis, 21 Mac 2013

Nikmatnya Aiskrem Malaysia..

Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh..

hanya gambar hiasan


Tiba-tiba malam ini teringat tentang Aiskrem malaysia pulak... (^_^) teringat waktu kecik2 suka makan (rase semua pernah dan suka makan kan?) 
Waktu kecik,mak la cerita,buat je sendiri,bila nak makan,tapi ada masa2nye,belah tengah hari dan petang je boleh makan,pagi2 tak di benarkan sbb sejuk waktu pagi.
pas tu,bila dah sorg dah selsema atau batuk2,waktu tu semua kena stop makan aiskrem ni... sbb bila sorg dah selsema mesti jangkit,bila sorg nampak makan,msti semua nak makan.. (biasa la time kecik2 la katakan.. hehehe..) 

hanya gambar giasan


Bila dah tak buat pula,kami beli je dekat rumah jiran (dlu sebatang kita 20sen,sekarang tak pasti berapa.) waktu umur kecik2 siapa nak,mintak mak 20sen,adik 20sen cukup laa pasti jalan kaki berdua dengan adik,kami beli la dua je..
bila ramai kat rumah,mak pasti bagi lebih 2ringgit atau 3ringgit,boleh la untuk seminggu sekali..
kalau tak pun,beli sebatang je,pas tu belah dua atau tiga,kami kongsi2 laa... alahai.. segalanya kenangan...

Bila dah pindah rumah baru (baru tak baru,lama lah juga..tapi time tu rumah baru laa hehe)
Nak makan tu kena la naik basikal,nak makan punya pasal,jika pegi pekan (tanjung) mesti singgah rumah makcik tu nak beli aiskrem tu,selalu menjadi peneman,kakak2 dan adik la..
nak jalan sesorang time tu tak boleh,kecik lagi la kata kan,nak ke mana2 mesti nak berteman.
kalau dah jauh,kena la beli 10batang atau 15batang,buat stok dua tiga hari.

hanya gambar hiasan


Sekarang ni...
beberapa hari lalu,adik balik dengan bawak 6batang aiskrem malaysia... terasa la rindu,sambil2 kami makan bersama mak,terkenang2 lah waktu kami kecik2 mcm2 kerenah yang kami tempuhi waktu nak beli tu... segalanya adalah kenangan terindah kami sekeluarga... bila sesekali mengenang kisah kecik2 tu memang la indah sangat...

kalau rasa nak makan lepas ni,mintak je adik beli hehe (kalau adik balik laa)
tak boleh la selalu,sesekali boleh laa, kalau dah selalu mesti nak hari-hari pula...

Ok lah,sampai sini dulu yang dapat saya cerita kan...

jika ada salah dan silap,harap di maafkan... (^_^)
terima kasih juga sudi luangkan masa membaca coretan saya...

Selamat malam... (^_^)
Wassalam....

Selasa, 19 Mac 2013

~ Tugasan Baru ~


sekadar hiasan

Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh..

Bulan ini,adalah bulan pertama saya bertugas di tempat kerja baru.. :)
Alhamdulillah... terasa sangat seronok,banyak pelajari sesuatu yang baru.
Majikan pula sangat baik hati. Alhamdulillah..

sekadar hiasan
Cumanya,selalu lewat sampai tempat kerja, sebab nye..
selalu terbangun lambat,hehe besa la tu kan?
selalu siap lambat,atau ad tugas yg tak dapat di elak kan saat2 akhir nak pergi kerja tu.

Ya Allah...sampai bila laaa nak jadi gina..?
insyaAllah,usha diri untuk menjadi lebih baik dari sebelum2 nya..
tak nak datang lambat lagi... kena la displen kan diri supaya tidur awal..
Maka dapat la bangun awal,kan?

insyaAllah... dah nak hampir sebulan juga,moga2 dapat la bekerja lama dari sebelum nye :)
Azam ni,InsyaAllah... hehe 


sekadar hiasan

Bangun pagi tu,jangan lupa pula solat subuh,WAJIB tau! (bagi yang boleh solat)
Doa lah agar segala tugas kita berjalan lancar dan di permudah kan segala kesulitan hari itu.

jangan lupa,baca Al-Quran jika sempat Zikir sekali. InsyaAllah...



sekadar hiasan
Jangan lupa pula,Bila kita nak pergi bertugas,atau pun keluar rumah walau ke mana saja kita pergi, jangan lupa bersalaman dgn org tua kita.. Mak dan Ayah kita..

sekadar hiasan
sekadar hiasan
Kasih sayang mak dan ayah kita tu tak kan pernah padam hingga akhirhayatnya...

Penat lelah nye tak pernah minta di balas..
hanyalah kebahagiaan yang di doakan oleh mereka..



Jangan pula kita lupa cium kedua pipi mereka.. itu tanda kasih kita padanya (insyaAllah di amal kan selalu)
walau tak sempat mcm mane pun,mereka tetap tak saya lupa.. (^_^) emm (alamak! rindukan mak la pula tiba2...)


sekadar hiasan
Akhir sekali, nak melangkah keluar rumah,jangan lupa baca doa keluar rumah,banyak kan berzikir dalam hati..
tunduk kan pandangan... (kalau dah terlambat tu,mesti jalan nye laju2 hehehe)

Mulakan kerja dengan Bismillah... InsyaAllah..
Buat kerja dengan ikhlas... 

jangan merungut tau,Allah tak suka...
pahala kerja pun hilang... (Moga di jauh kan..)



            
sekadar hiasan







kerja dah siap... Balik rumah,sebelum tidur,pasti nye baca buku dlu.. (^_^)
atau pun tulis Diari kesukaan hehe (bukan tulis sangat pn,sekadar coret2 sikit je...)

Ok laa setakat sampai sini dlu ye... Selamat malam... Assalamualaikum..
~~ Terima kasih sudi luangkan masa membaca nye ~~ (^_^)

Ukhti, Kenali Dirimu dan Tuhanmu


Berangkat dari sebuah cerita sehari-hari, sebut saja terjadi pada saya dan seorang teman perempuan. Kala itu, saat matahari tengah berada di sepenggal jum’at, kami sedang sibuk memilih jajanan ringan. Lebih tepatnya, teman saya tersebut yang berjuang mondar-mandir mengumpulkan berbagai rupa makanan untuk mengganjal perutnya yang terbiasa tidak sarapan pagi. Saya, berdiri manis di sampingnya pun pura-pura ikut sibuk memilih. Yang sebenarnya, saya sedang sibuk memperhatikannya dan belajar memahami seorang wanita yang baru sepekan ini mendapati terlambat datang bulan (haid). Berdasarkan hasil test pack tergores dua garis merah tanda positif kehamilannya. Teman saya tersebut terlihat sangat riang. Ia menyapa penjaga toko dengan amat ramah. “Tidak, mbak! Maaf, saya tidak makan itu karena sedang isi.” katanya berulang-ulang.
Begitulah, rasa bahagia usai membuncah hari itu. Setelah lima belas bulan pernikahan, akhirnya teman saya merasakan detak-detak kehidupan akan bertunas di dalam rahimnya. Saya tersengat ikut merayakan bahagianya siang terik itu. Akan tetapi, sempat terlintas dalam benak ini, “Apakah dia ini berlebihan?” Saya berpikir, mungkin saja dari sekian banyak penjaga toko tadi terdapat seorang wanita yang telah lebih lama menunggu kehadiran buah hati penghias pernikahannya. Sudah menahun ia meraba-raba perutnya yang tak kunjung berdenyut. Berkali menahan perih kala ditanya kapan punya momongan? Berulang pula memendam cemburu pada wanita-wanita yang lebih dulu diberi kabar gembira dari langit itu.
Namun segera saja saya tepis dengan pemakluman. Sambil memandang tanpa sepengetahuannya, saya berujar, “Ah, mungkin memang wajar, dia bahagia dan riang.”
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.
“Dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Lukman: 34)
Allah Azza wa Jalla telah memuliakan kaum wanita sebagai makhluk yang mempunyai peran paripurna dalam misi penciptaan bumi dan langit. Allah Swt berfirman,
“Isteri-isterimu adalah ladang ( tanah) tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS Al Baqarah:223)
Rasulullah Muhammad saw, penyampai risalah-Nya, pun telah bersabda,
Seseorang datang kepada Nabi lalu mengatakan: “Aku mendapatkan seorang wanita (dalam satu riwayat lain disebutkan yang memiliki kedudukan dan kecantikan), tetapi ia tidak dapat melahirkan anak (mandul); apakah aku boleh menikahinya?” Beliau menjawab: “Tidak.” Kemudian dia datang kepada beliau untuk kedua kalinya, tapi beliau melarangnya. Kemudian dia datang kepada beliau untuk ketiga kalinya, maka beliau bersabda: ‘Nikahilah wanita yang berbelas kasih lagi banyak anak, karena aku akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain.”
Maka melalui pernikahan yang disyariatkan dan melalui rahim para ibu inilah akan terlahir para khalifah Allah serta akan terbangun peradaban manusia di muka bumi. Kemudian, dalam bergulirnya episode kehidupan ini, sejatinya Allah swt jualah yang berkuasa melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki, begitu pula membatasinya bagi siapa yang dikehendaki. Maka tidak bisa disamaratakan ujian yang menimpa bagi tiap-tiap kaum maupun bagi tiap-tiap jiwa.
Kembali pada cerita di atas, hingga setelah lebih dari setahun menunggu kehadiran buah hati akhirnya Allah meretas amanah anak pada teman saya tersebut di dalam rahimnya. Sebetulnya, tidak sedikit pula kebahagiaan pasangan baru yang bertambah merekah dalam waktu yang tidak begitu lama. Bulan kemarin menikah, ternyata bulan ini sudah dikaruniakan calon buah hati. Akan tetapi, juga banyak rumah tangga yang baru mendapat momongan setelah menginjak empat belas tahun usia pernikahan atau bahkan lebih dari itu. Ada pula keluarga yang hingga kakek-nenek tidak jua kunjung mendapat keturunan, seolah sampai ranjang pun bergoyang, jika Allah belum berkehendak maka tidak akan tercipta satu makhluk pun. Wallahu a’lam.
Sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi ini adalah tanda-tanda bagi kaum yang beriman.
Saudari muslimah yang Allah muliakan, sering sekali kita mendengar dalam konteks kisah-kisah di atas, bahwa pihak wanita sebagai istri adalah yang sering tersudutkan. Para perempuan didudukkan sebagai pihak yang mendapat cap tidak sehat, tidak subur, atau tidak mempunyai garis keturunan yang baik. Disinilah jiwa dan raga kita diuji sepenuhnya. Jiwa kita diguncang dengan kesabaran penantian, maupun raga kita yang mungkin saja memang diuji dengan ketidaksehatan. Mari sejenak kita perhatikan para wanita mulia itu, tidakkah kita melihat bahwa di balik senyum tulus perempuan itu tersembunyi perasaan yang tidak tenang? Tidakkah kita melihat di balik tegar perilakunya terpendam langkah yang gontai? Atau tidakkah kita melihat di balik kelembutan karena justru hatinya yang sedang rapuh dan menangis?
Setiap hari disapa orang dengan pertanyaan yang sama dan tersenyum saja adalah jawaban paling menenangkan. Namun, dua sisi satu mata uang, saat itu itu pula sang perempuan berhasil menelan kepahitan-kepahitan hingga semakin lama tertimbun semakin besar. Ibarat sebuah gelas yang terisi tetes demi tetes air sampai penuh. Tetesan terakhir bisa saja membuat air yang di dalamnya meluap. Jika gelas tersebut rapuh perlahan partikel-pertikel kaca yang menyusunnya gemeretak. Gelas tersebut akan pecah dari dalam dan menyemburatkan semua isinya. Dalam ilmu kesehatan kejadian emosional ini disebut stress.
Saudariku muslimah, sungguh ternyata amat berat apa yang harus dilakoni seorang perempuan. Baik yang masih berada dalam fase penantian ini maupun yang telah menyongsong amanahnya sebagai ibu pendidik umat. Kedua peran ini sama-sama berat. Untuk itulah kita harus jujur dan mengaku bahwa kita membutuhkan ilmu. Ilmu untuk mengenali siapa diri kita dan mengenali hakikat penciptaan kita. Ilmu yang akan mengantarkan kita pada sebuah akidah shahihah (keyakinan yang lurus) sebagai buhul tali yang amat kuat untuk menghubungkan kita dengan sang Khalik.
Setidaknya, agar jangan sampai gelas penampung air itu retak dari dalam maka ia harus kuat. Begitu pun dengan seorang wanita. Ia harus kokoh secara internal atau mempunyai kepribadian yang tangguh. Dan sebagai seorang muslimah yang mungkin diuji dengan penantian buah hati maupun ujian kesabaran lainnya, sedikitnya ada beberapa ilmu yang sangat kita butuhkan.
Yang pertama adalah sikap kita yang tak tergoyahkan atas tauhidullah. Bertauhid atau mengesakan Allah yang meliputi tauhid Rububiyah, Uluhiyah, maupun Asma wa Sifat-Nya sehingga dengan seluas kebeningan jiwa kita mampu tundukkan dan bersujud hati ini semata pada-Nya. Kita akan mengenal bahwa Allah adalah Al Hakim yang sangat tepat dalam mengukur dan mengatur para makhluk-Nya. Allah bebas dan bersih dari melakukan hal yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya. Allah sendiri pun mengharamkan atas diri dan Dzat-Nya untuk berbuat dzalim pada para hamba-Nya.
Kemudian ilmu tentang takdir. Sesungguhnya Allah berfirman dalam QS Al A’raf ayat 172,
“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-Mu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami)”, kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini.”
Ibnu Jarir, seorang ahli tafsir, meriwayatkan bahwa perjanjian tersebut adalah perjanjian yang telah Allah ambil ketika manusia dikeluarkan dari tulang rusuk Adam. Saat itu berkumpul ruh dari seluruh manusia sejak Nabi Adam as. hingga manusia yang terakhir. Terjadi ketika Allah telah menetapkan takdir kehidupan ini secara umum pada zaman azali. Maka dengan ayat ini kita akan menjadi paham bahwa Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, dan yang membentuk rupa. Sebagaimana telah difirmankan-Nya pada QS Al Hasyr ayat 24.
Maka Saudari muslimah, betapa tenangnya jiwa kita bila dapat memahami hakikat proses dan segala ujian yang menghempas kehidupan ini. Kita akan menyandarkan segala waktu yang berlalu ini pada penciptanya yang mahabaik, bahkan diri ini akan merunduk ikhlas dan berucap sejatinya diri dan kehidupan ini adalah milik Allah. Sikap ketauhidan yang lurus ini sekaligus akan mengantarkan kita pada sikap yang benar dalam masalah kesehatan. Karena secara ikhtiar ilmu yang berikutnya kita butuhkan adalah masalah kesehatan ragawinya, maka kita pun perlu memahaminya secara benar.
Mungkin saja dengan berbagai tekanan dan kelelahan beraktivitas dapat menimbulkan himpitan psikis dan terpecahnya konsentrasi pikir. Kesehatan psikis ini pun ternyata membawa pengaruh yang besar secara hormonal terhadap kesehatan fisik. Maka dengan bisa bersikap tenang serta tawakal kepada Allah Swt. kita dapat dijauhkan dari tekanan psikologis maupun stress. Insya Allah, kesehatan batin ini akan menunjang kesehatan fisik yang semakin prima. Mungkin dengan itu pula Allah Azza wa Jalla akan memudahkan kita mendapatkan keturunan. Wallahu’alam.
Maka kenalilah diri kita, ukhti. Mari jujur dan mengakui bahwa diri ini terlalu membutuhkan banyak ilmu. Bila hidup ini seumpama sebuah buku, maka lembaran-lembarannya adalah kesabaran dalam perjuangan dan pembelajaran. Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.

Sabtu, 2 Mac 2013

KISAH BENAR: SECEBIS CERITA DUKA DARI GANGNAM

oleh Mohamad Sidik pada pada 7hb Oktober 2012 pukul 12.14 ptg


Malam tadi setelah keluar dari masjid seusai selesai solat Isyak di masjid berdekatan dengan rumah, saya berjalan kaki seorang diri pergi ke sebuah kedai makan untuk makan malam. Pengunjung di kedai makan yang saya tuju itu agak ramai dan boleh dikatakan hampir kebanyakan meja di kedai ter
sebut sudah penuh. Saya memilih untuk duduk di salah sebuah meja di bahagian paling hujung seorang diri yang ketika itu tiada orang di meja tersebut. Apabila pelayan datang saya pun memesan makanan yang saya mahu. Selepas beberapa ketika pelayan tersebut pergi datanglah pula seorang gadis muda berkulit cerah berjubah dan bertudung hitam gaya wanita Arab ke meja saya seraya bertanya,

"Tuan, boleh saya duduk di sini..? Kamu lihat, tempat-tempat di meja lain semua sudah penuh.."

"Oh, ok.. tak mengapa. Silakan duduk.." jawab saya agak terkejut dengan sapaan gadis itu. Perbualan kami dalam bahasa Inggeris.

Kemudian pelayan datang kepadanya dan dia hanya memesan 'fresh orange' untuk minuman. Apabila pelayan pergi saya memberanikan diri bertanya kepadanya dengan rasa pelik, "Kamu seorang diri sahaja? Dan kamu kelihatan bukan orang Malaysia, bukan?"

Dia mengangkat wajahnya dari telefon pintarnya ke arah saya lalu menjawab dengan tersenyum, "Oh saya dari Korea Selatan, dan saya ingin ke rumah seorang kawan.."

"Oh Korea Selatan.. sekarang negara itu sedang 'famous' dengan tarian Gangnam Style.." jawab saya spontan bersahaja sambil tersenyum dan menganguk-angguk sendirian tatkala mata gadis itu kembali ke telefon pintarnya sambil menggerak-gerakkan jarinya di atas skrin sesentuh dan kadangkala dia juga tersenyum seorang diri melayan sesuatu dari telefon pintarnya.

"Gangnam Style..? Apa yang kamu tahu tentangnya.. ia tarian yang dilaknat Tuhan. Saya menganggapnya diilhamkan oleh Iblis kepada artis itu." jawabnya dengan nada yang tegas dan berani.

"Oh ok ok, minta maaf..saya tak bermaksud menyinggung perasaan kamu.." jawab saya serta-merta.
Perbualan terhenti seketika beberapa lama. Selepas kira-kira 15-20 minit pelayan kembali datang dengan membawa pesanan saya dan minuman gadis itu.
"Kamu mahu tahu apa yang saya tahu tentang Gangnam?" tanya gadis kembali itu kepada saya.

"Jika kamu berminat untuk bercerita kepada saya, saya akan mendengarnya…" jawab saya dengan tenang sambil mula menghirup jus tembikai susu yang saya pesan.
"Ok sekejap beberapa minit, selepas saya membalas mesej-mesej ini.." jawabnya sambil jari-jemarinya ligat bermain di dada skrin telefon pintarnya.

Saya hanya mengangguk-angguk sambil mengangkat kening dan mula menyuap makanan dengan sudu ke dalam mulut walaupun saya sedar bahawa memakan dengan menggunakan tangan itu lebih menepati Sunnah Rasulullah SAW.

"Baik, sekarang saya akan bercerita tentangnya.. ia sesuatu yang menarik tetapi pelik dan menakutkan." kata gadis itu kembali.
"Ok, seakan-akan ada satu perkara besar yang kamu ingin sampaikan kepada saya." jawab saya kembali sambil mulut mengunyah nasi.

Kemudian dia diam kira-kira sepuluh saat, mengambil nafas lalu memulakan ceritanya kepada saya,

"Di Gangnam ada satu pertandingan pelik yang diadakan untuk gadis-gadis muda untuk menjadi perempuan-perempuan simpanan bagi orang-orang kaya dan para jutawan. Kebanyakan gadis muda yang menyertai pertandingan tersebut adalah mereka yang ingin mencuba nasib apabila gagal mendapat tempat dalam pekerjaan atau terlalu teruja untuk menikmati hidup mewah bersama orang-orang kaya… mereka dijanjikan dengan hadiah yang sangat lumayan, kereta mewah, jet peribadi dan rumah besar seperti istana dengan kolam renang jika memenangi pertandingan tersebut."

Kemudian dia diam lagi... kali ini dia pula meminum minuman 'fresh orange'.. dia diam dengan agak lama tanpa berkata apa-apa.
"Ok, kemudian..?" tukas saya lagi ingin tahu.

"Oh, ia sesuatu yang amat dahsyat dan keji dan saya hampir tidak mahu menceritakannya kepada kamu. Tapi saya akan cuba ceritakannya juga agar kamu dapat tahu apa kisah benar yang berlaku.." sambungnya lagi.

"Iya, sila sambung lagi... saya memang ingin tahu tentangnya." balas saya lagi.
"Ok... Pertandingan itu, untuk sampai ke tempat pertandingan tersebut, para peserta yang terdiri daripada perempuan-perempuan muda yang cantik masing-masing dikehendaki menunggung seekor kuda kira-kira 500 meter dari tempat para peserta berkumpul ke tempat pertandingan yang merupakan sebuah istana besar dan mewah milik seorang jutawan di Gangnam. Kamu bayangkan, mereka semuanya menunggang kuda dengan memakai kasut tumit tinggi, baju jarang dan skirt singkat yang seksi sambil diiringi pihak penganjur pertandingan dengan helikopter.."

"Setelah sampai di sana mereka disambut oleh pihak penganjur di istana itu dan dibahagikan kepada dua kumpulan. Setiap kumpulan akan melalui dua laluan yang berbeza. Pertandingannya ialah laluan berhalangan untuk sampai ke destinasi yang terakhir. Ia seperti pertandingan dalam rancangan ‘Wipe Out’ di dalam TV jika kamu pernah melihatnya. Setelah sampai di destinasi terakhir pula, para peserta yang berjaya dari dua kumpulan itu akan bertarung pula sesama sendiri. Jika pihak lawan tewas maka peserta yang masih bertahan akan dianggap sebagai pemenang dan mendapat wang bernilai jutaan USD. Laluan berhalangan itu sangat berbahaya, namun para peserta hanya melakukannya dengan memakai kasut tumit tinggi dan pakaian seksi mereka sambil disaksikan dan disorak oleh para jutawan yang melihat aksi-aksi mereka tersebut dari sebuah ruang balkoni bilik mewah di istana tersebut. Saya tidak pasti ianya dirakam ataupun tidak."

Terus-terang, ia adalah pertandingan membunuh diri yang paling gila…"
"Ok, kemudian.. apa yang berlaku?" tanya saya mencelah dengan rasa teruja.

"Satu ketika di salah satu trek, para peserta dikehendaki memanjat palang-palang besi untuk melintasi salah sebuah menara di istana tersebut, palang tersebut sangat tinggi dan di bawahnya ada kolam renang. Di satu sudut yang lain, para jutawan pula menyaksikan aksi-aksi peserta dari dalam sebuah bilik mewah sambil menikmati hidangan dan minuman arak yang mahal bersama gadis-gadis mereka."

"Ramai perserta ketika itu yang terjatuh ke bawah ketika cuba memanjat palang-palang besi tersebut. Ada yang terhempas ke lantai dan kepalanya pecah. Ada yang patah tangan dan kaki. Ada yang pecah badannya. Kolam renang tersebut penuh dengan darah dan ada yang mati lemas ketika jatuh ke dalamnya setelah gagal untuk berenang keluar dari kolam renang yang dalam tersebut. Mereka semua para gadis yang tidak berupaya dan mereka sangat kasihan."

"Yang lebih keji daripada itu, mereka yang tercedera ketika itu langsung tidak dibantu.. malah dibiarkan sahaja untuk disorak dan ditertawakan oleh para jutawan yang melihat mereka sepanjang pertandingan. Akhirnya apa yang saya tahu, hanya dua orang gadis sahaja yang berjaya melepasi laluan itu daripada keseluruhan 30 orang gadis yang menyertainya... saya dikhabarkan walaupun dua gadis itu akhirnya berjaya, mereka kini hidup dengan trauma dan penuh ketakutan di sisi para jutawan gila tersebut. Mereka kini hidup seperti hamba di dalam istana zaman purba. Tiada tamadun dan tiada akhlak... hanya menjadi hamba suruhan lelaki-lelaki kaya yang merantai hidup mereka sahaja. Lebih malang lagi gadis-gadis yang sudah terjerumus ke sana tidak boleh lari daripada golongan kaya gila itu. Jika cuba untuk lari kemungkinan mereka akan dibunuh."

Sampai di sini tiba-tiba gadis itu sebak... wajahnya berubah dan air matanya serta-merta mengalir laju dan menangis teresak-esak.
Saya sudah tentu sangat terkejut dengan perubahannya secara tiba-tiba itu, dan cuba memujuknya,

"Hey, please don't cry here… people will look to us. Please calm down. I'm sorry so much to make you telling me this story…" kata saya kepadanya perlahan dengan suara hampir berbisik.

Namun saya membiarkannya dengan keadaannya itu untuk beberapa ketika. Kemudian saya berkata kepadanya, "Saya tak tahu apa sebenarnya yang membuatkan kamu menangis, tapi saya minta maaf banyak-banyak kerana disebabkan saya kamu menangis. Sebenarnya saya sangat terkejut mendengar cerita kamu. Ia sesuatu yang sangat dahsyat yang belum pernah saya mendengarnya sebelum ini.."

Ia ok... ia ok... ia ok... (sambil mengesat air matanya dengan sapu tangan miliknya)... maafkan saya kerana tiba-tiba bersikap pelik tadi. Kamu tahu, salah seorang gadis yang mati kerana pecah badannya ketika jatuh di pinggir lantai kolam renang itu ialah adik perempuan saya sendiri... Ibu saya membunuh diri kerananya dan bapa saya menjadi gila. Setelah ibu saya membunuh diri bapa saya sakit selama berbulan-bulan lalu akhirnya meninggal dunia."

Pada waktu ini dia kembali diam beberapa minit… saya pula tergumam dan tidak terkata apa-apa… setelah itu dia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menyambung kembali kisahnya,

"Ibu-bapa saya hanya memiliki dua orang anak perempuan dan adik saya sudah menjadi mangsa kepada nafsu gila orang-orang kaya Korea."

"Sejurus selepas tamat pertandingan tersebut, saya dihubungi seorang wanita yang memberitahu bahawa adik saya telah pengsan dan cedera parah kerana kemalangan dan saya dikehendaki ke hospital untuk melihatnya. Wanita itu menyatakan dia mendapat nombor telefon saya daripada adik saya. Apabila saya dan ibu-bapa saya tiba ke hospital, kami dikhabarkan adik saya telahpun meninggal dunia. Saya memarahi wanita tersebut dan mendesaknya bertubi-tubi untuk menceritakan kisah sebenar kepada saya... dan akhirnya selepas beberapa hari dia menceritakan keseluruhan kisah ini kepada saya. Setelah tahu kisah sebenar, kami sekeluarga meraung dan menangis macam orang gila kerana tidak pernah menyangka adik saya sanggup menyertai pertandingan gila tersebut hanya untuk hidup mewah sebagai gadis simpanan orang-orang kaya. Namun wanita itu berkata ia adalah pilihan adik saya sendiri."

"Beberapa minggu kemudian ibu saya membunuh diri pada satu malam dengan menelan aspirin sebanyak 200 biji. Keesokan harinya ibu saya koma dan apabila saya dan bapa menghantarnya ke hospital, pada malam harinya dia meninggal dunia. Bapa saya pula selepas itu sakit jiwa sebelum mengalami sakit tenat yang membawanya meninggal dunia. Saya pula hidup tidak menentu dan mujurlah masih mempunyai seorang sahabat wanita beragama Islam yang terus berjuang agar saya dapat meneruskan kehidupan dengan tabah. Berulang-ulang kali dia mengingatkan kepada saya bahawa kehidupan ini adalah anugerah Tuhan dan orang yang beriman tidak akan berputus asa."

"Dan kerana itu saya melihat kamu kini sebagai seorang Muslimah..?" saya mencelah ceritanya.

"Alhamdulillah, terima kasih kepada Tuhan. Sahabat saya itu telah membawa saya berjumpa dengan seorang imam di bandar Seoul untuk memulihkan semangat hidup saya. Imam itu mula bercerita kepada saya tentang Allah, Islam dan Nabi Muhammad. Saya menerima segala ajarannya dengan lapang hati seakan-akan ia satu-satunya pilihan yang ada. Benar, Islam adalah satu cahaya yang sangat terang seperti matahari dan mendamaikan seperti bulan purnama yang kembali menyuluh seluruh hidup saya dan saya terus berubah kepada agama ini tanpa ragu-ragu. Dan kamu tahu tak, jiwa saya berasa sangat-sangat tenang dan damai ketika mendengar ayat-ayat Al-Quran yang berkumandang di ibu pejabat markaz Islam di bandar Seoul. Imam itu salah seorang ahli pengurusnya. Saya tidak pernah mendengar muzik-muzik yang sangat indah seperti ayat-ayat Al-Quran sebelum ini dalam hidup saya."

Kini suara gadis itu kembali gagah seraya berkata, "Alhamdulillah, saya bersyukur kerana diselamatkan Tuhan dan kembali dihidupkan semula sebagai seorang Islam setelah saya kehilangan segala-galanya akibat kekeringan jiwa masyarakat dunia terutama masyarakat Korea yang hidup sesat tanpa agama. Mereka semua telah sesat tanpa panduan hidup yang benar daripada Tuhan."

Setelah itu dia diam dan meminum minumannya...

"Kisah kamu amat menarik tetapi menakutkan. Adakah kamu sudah mengambil tindakan undang-undang bagi pihak adik kamu, atau melaporkannya kepada media atau berbuat sesuatu?" ujar saya kembali kepadanya.

"Lupakan sahajalah, saya sudah melaporkannya kepada pihak polis, sudah menceritakannya kepada beberapa orang wartawan dan melaporkannya secara bersumpah kepada beberapa orang peguam. Pihak polis enggan melakukan pendakwaan kerana tiada bukti-bukti yang kukuh mengenainya. Tiada video dan tiada saksi-saksi lain yang mahu tampil kepada pihak berkuasa selain saya. Mungkin ada namun ia tidak memadai. Wanita yang membawa adik saya ke hospital itu juga sudah menghilangkan diri. Saya cuba menghubungi nombor telefon bimbitnya berali-kali namun dia tidak dapat dihubungi. Kali terakhir saya mendengar tentangnya melalui seorang peguam yang mendapat khabarnya daripada seorang detektif polis ialah dia sudah meninggal dunia akibat kemalangan. Para peguam lain dan wartawan yang saya ceritakan kisah ini kepada mereka kesemuanya telah diugut untuk tidak mendedahkannya kepada umum. Mungkin begitu juga yang terjadi kepada mangsa-mangsa yang lain. Laporan polis di sana pula menyatakan gadis-gadis yang meninggal dunia akibat cedera parah itu adalah kerana rabung palang-palang besi di istana itu roboh ke bawah ketika mereka semua sedang berada di atasnya kerana ketika pihak polis sampai di sana palang-palang besi itu sudah pun dirobohkan. Manakala mangsa-mangsa yang masih hidup setelah kecederaan masih mengalami trauma yang dahsyat dan ada yang cacat seumur hidup walaupun mereka mendapat bayaran ganti rugi insurans yang banyak. Apa yang saya tahu mereka semuanya diugut akan dibunuh jika mendedahkan peristiwa sebenar kepada pihak polis. Yang pasti di sana wujud monster-monster besar yang menutupi kes ini termasuk menteri-menteri kerajaan… ia berkaitan dengan wang dan kuasa. Dan sudah tentu kamu tahu apa yang wang dan kuasa boleh buat pada kita." jawabnya lagi dengan panjang lebar yang sarat dengan hujah.

"Oh, ok... ianya sesuatu yang gila pernah saya dengar. Jadi sekarang berapa umur kamu dan mengapa kamu berada di Malaysia? Dan... apa yang kamu sedang buat di Malaysia sekarang? Dan lagi… bilakah peristiwa sedih itu berlaku?" tanya saya bertubi-tubi kepadanya dengan rasa ingin lebih tahu.

"Kamu agak saya berumur berapa…?"
"Saya tidak mahu mengagak dan saya tidak tahu berapa umur kamu."

"Kisah sedih itu hanya berlaku pada tahun lepas, dan saya tidak mahu sebut apa bulan dan harinya. Cukuplah kamu tahu ia berlaku pada tahun lepas. Kini saya berumur 29 tahun dan saya di berada di Malaysia kerana ingin cuba mendaftar kursus bahasa Arab di ******* University dengan sahabat wanita Muslimah saya dari Korea itu. Tadi saya bertemu-janji dengannya untuk bertemu di sini. Kami rakan serumah dan dia tadi menziarahi rakan kami orang Malaysia di kawasan ini. Saya sampai ke sini lewat sedikit dengan teksi.” jawabnya berterus-terang dengan nada jujur.

"Oh, kamu sungguh berani. Di Malaysia tidak ramai wanita yang berani naik teksi seorang diri pada waktu malam. Terima kasih kerana menceritakan kisah ini kepada saya.. saya amat menghargainya dan mudah-mudahan suatu hari Allah akan membalas dendam untuk kamu dan mangsa-mangsa lain yang telah teraniaya..." kata saya lagi kepadanya sambil mengangguk-angguk.

"Sudah tentu...! Suatu hari nanti semua orang dan dunia akan tahu mengenai kejahatan tersembunyi di bandar Gangnam yang dilaknat itu!" tukasnya dengan nada yang keras.
"Kamu ingat artis yang mecipta lagu Gangnam gila itu menyukai cara hidup bandar Gangnam..? Saya rasa dia amat sinis tentangnya dan dia pernah berasa tertekan dengan cara hidup di sana.. namun kini dia sudah menjadi sebahagian daripada mereka. Semoga Tuhan melaknat mereka semua. Saya menyerahkan kepada Tuhan untuk membalas segala kejahatan mereka."

"Whoa... kamu nampaknya sangat marah dengan Gangnam..." balas saya sambil mengangkat kedua-dua kening dan menyedut jus tembikai susu yang masih berbaki menggunakan straw.
"Oh, jangan kamu berpura-pura seperti tiada perasaan dan tidak mempunyai perikemanusiaan.." balasnya pantas kepada saya.
"Tidak, tidak... saya benar-benar terkejut dan simpati dengan kisah kamu. Bahkan di sebalik itu, saya dapat melihat kamu seorang yang tabah, kuat dan berani." balas saya kembali untuk menenangkannya.
"Oh ya, adakah kamu datang sini dengan biaya sendiri? Bagaimana dengan suami kamu dan kerjaya kamu di Korea?" tanya saya kepadanya dengan meneka-neka.

"Hahaha, saya masih belum bersuami dan saya telah menjual segala apa yang saya ada di Korea untuk datang ke sini. Saya mahu belajar bahasa Arab di sini dan merancang mahu ke Mesir atau ke Islamic Center di Chicago selepas ini untuk belajar lebih banyak tentang Islam di sana. Kamu juga tahu, Timur Tengah kini tidak stabil dan saya masih ragu-ragu untuk ke Timur Tengah. Imam yang mengislamkan saya itu pernah memberitahu saya bahawa dahulunya dia belajar bahasa Arab dan agama Islam di Syria di sebuah universiti yang namanya An-Nur." jawabnya dengan reaksi yang kembali ceria sambil tersenyum.

"Oh dulu saya juga pernah belajar di Syria, dan universiti itu namanya Universiti Abu Nur." jawab saya.
"Oh benarkah? Ceritakan kepada saya tentang Syria... saya bertuah bertemu dengan kamu." tukasnya teruja dengan muka yang sangat gembira.

Sesampainya di sini perbualan kami mula bertukar topik kepada isu Syria dan pergolakan di Timur Tengah serta topik-topik lain yang sudah tiada kena-mengena dengan Gangnam. Saya juga bercerita sedikit sebanyak tentang latar belakang diri saya kepadanya sebagai membalas kisah hidupnya yang telah dia ceritakan kepada saya.

Lama juga kami bersembang sejak jam 9.00 malam tadi. Kira-kira jam 10.30 malam rakan gadis itu datang ke kawasan kedai tersebut dan gadis itu meminta izin untuk pergi. Dia membayar segala pesanan makanan saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Sofiyyah dan rakannya bernama Nadiah. Katanya nama mereka berdua diberikan oleh imam yang mengislamkan mereka di bandar Seoul merangkap guru murabbi mereka di Korea Selatan. Saya pula beruntung kerana makan malam saya ada orang belanja.

Kedua-dua mereka pernah lahir sebagai manusia yang tidak pernah menganut sebarang agama di Korea namun kini Allah telah memuliakan mereka dengan agama Islam yang suci. Saya tidak tahu sejauh mana kebenaran cerita Sofiyyah tentang kisah yang berlaku kepada adiknya di Gangnam. Kebenaran kisah tersebut saya serahkannya bulat-bulat kepada Allah. Namun saya berminat untuk kongsikan kisah ini kepada para pembaca agar para pembaca dapat membuat penilaian sendiri. Kisah tersebut mungkin benar dan mungkin tidak benar. Namun, di sebalik kisah yang saya pindahkan daripada Sofiyyah ini, dapatlah kita mengetahui sesuatu dan menjadikannya sebagai pengajaran.

Apa yang saya suka kongsi satu iktibarnya ialah, saya melihat betapa Sofiyyah amat bersyukur dan menghargai nikmat Islam yang dikurniakan Allah kepadanya. Dia sanggup meninggalkan negerinya dan menjual segala hartanya demi mempelajari bahasa Arab di bumi Malaysia bagi memahami Al-Quran, malah dia bercita-cita untuk terus mengembara bagi mempelajari ilmu-ilmu Islam dan menjadi seorang pendakwah Muslimah di negara Korea untuk Islamkan lebih ramai penduduk Korea. Dia seorang yang amat berani, tabah dan cekal. Lihat saja, bagaimana dia seorang diri berani menyapa seorang lelaki asing seperti saya di awal kisah tadi. Apa yang saya lihat padanya, tiada sebarang ketakutan di dalam dirinya dan harapan hidupnya telah seratus-peratus diserahkan kepada Allah. Dia telah menjual seluruh jiwa dan raganya hanya kepada Allah semata-mata. Di sebalik kekuatan dirinya sekarang, saya juga yakin di belakangnya ada seorang murabbi mursyid yang hebat, iaitu sang imam yang telah mengislamkannya. Biasanya di sebalik orang-orang yang hebat, di belakang mereka sudah tentu ada para pendidik yang jauh lebih hebat lagi. Di dalam hati saya berkata sudah tentu peribadi sang imam itu lebih hebat lagi kerana berjaya membaiki diri Sofiyyah menjadi lebih kuat sepertimana sekarang. Ia bukanlah sesuatu yang mudah untuk memulihkan, mendidik dan membangunkan jiwa manusia yang sudah rosak teruk seperti Sofiyyah dan menjadikannya seorang srikandi yang gagah perkasa jiwanya.

Sepanjang berjalan kaki pulang ke rumah, saya banyak tertanya-tanya di dalam hati betapa kita ini begitu leka dan tidak bersyukur dengan nikmat beragama Islam yang telah Allah anugerahkan kepada kita sejak kita dilahirkan ke alam dunia.

Di dalam hati saya sepanjang pulang, "Allahu Rabbi.... alhmdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah." Sambil kaki saya sekali-sekala menyepak batu-batu kecil di jalanan dan kedua-dua tangan dimasukkan ke dalam poket jubah putih kiri dan kanan seraya muka menunduk ke arah tanah...

Sehingga saat ini saya masih tetap berfikir sendirian, kisah Sofiyyah ini ialah apa yang saya dengar berlaku di negara Korea yang maju.. bagaimana pula dengan kisah-kisah gelap seperti kisah gadis-gadis Melayu Islam yang menjadi pelacur kelas atasan di negara kita. Sudah tentu banyak juga kisah-kisah gelap yang tidak pernah kita dengar tentang mereka. Sebelum ini saya pernah juga mendengar mengenai kisah-kisah kongsi gelap di negara kita yang dilindungi oleh orang-orang besar.

Allahu Allah, betapa teruknya manusia menjadi hamba wang dan kuasa pada zaman ini... Ya Allah, selamatkanlah kami di dunia dan di akhirat...

[Kisah benar ini selesai ditulis semula pada: hari Ahad, 07 Oktober 2012, 10.55 AM]

-yk-

https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/531827_308937172555362_233964243_n.jpg